Tim SAR Fokus Lakukan Pencarian DHC 6-400 di Titik Hilang Kontak

Tim SAR Fokus Lakukan Pencarian DHC 6-400 di Titik Hilang Kontak
PENCARIAN | Tim SAR gabungan melakukan koordinasi setelah melakukan pencarian di hari ketiga, Jumat (20/9/19). (Foto: Sevianto/SP)

TIMIKA | Pencarian pesawat Twin Otter DHC 6-400 bernomor registrasi PK-CDC milik Carpediem Air hingga Jumat (20/9) pukul 12.00 WIT siang  belum juga membuahkan hasil.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Timika Monce Brury mengatakan, pencarian hari ketiga sejak pagi telah dilakukan dengan empat sorti penerbangan. 

"Tapi sementara kita terkendala dengan cuaca berkabut sehingga pencarian belum maksimal. Kita tunggu cuaca membaik agar pencarian diintensifkan kembali," kata Brury.

Ia menerangkan, pencarian sejauh ini masih difokuskan di titik dimana pesawat terakhir melaporkan posisi, yang terdeteksi pada ketinggian 14.200 feet, di kawasan tebing pegunungan. 

Posisi tersebut diindikasikan pesawat mengalami insiden di lokasi 15 mile dari Ilaga, Kabupaten Puncak, atau sekitar 42,5 mile dari Timika, Kabupaten Mimika. 

"Kami belum dapat informasi dari masyarakat, kami masih fokus ke titik terakhir pesawat lost contact," katanya. 

Rencananya, helikopter Airfast PT. Freeport Indonesia juga akan membantu pencarian namun masih menunggu kondisi cuaca kembali membaik di lokasi pencarian. 

"Kita betul-betul fokus dalam pencarian ini. Semua unsur terlibat, Wabup Mimika (Johannes Rettob) juga kemarin datang langsung ke posko pencarian," katanya. 

Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Pio L. Nainggolan mengatakan, TNI AD di Timika juga siap membantu melakukan penyelamatan dan evakuasi bilamana pesawat telah ditemukan. 

"Termasuk alutsista TNI AD jika dibutuhkan oleh SAR. Namun pelibatan pasukan darat akan menunggu hasil evaluasi hari ini," kata Nainggolan. 

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna telah mengirim pesawat angkut sedang CN-235 untuk membantu melakukan pencarian. 

Sementara alutsista yang dikerahkan di Timika terdiri atas Helikopter Caracal TNI AU, Hellikopter Bell milik Penerbad, Helikopter Airfast PT. Freeport Indonesia, dan Twin Otter milik Carpediem Air.  

Awalnya tim pencari mengasumsikan pesawat Twin Otter DHC 6-400 mendarat darurat karena tidak memancarkan sinyal Emergency Locator Transmitter (ELT). 

Namun, setelah dilakukan pencarian pada hari kedua dengan kondisi cuaca sangat bagus, kerawanan hampir tidak ada, pesawat belum juga bisa ditemukan. 

Berdasarkan koordinasi Tim SAR gabungan, kemudian mengasumsikan pesawat tidak mendarat darurat dan memfokuskan pencarian pada kemungkinan serpihan pesawat. 

Adapun pesawat perintis jenis Twin Otter DHC6-400 dengan nomor registrasi PK-CDC milik PT. Carpediem Aviasi Mandiri rute Timika-Ilaga hilang kontak pada Rabu (18/9) sekitar pukul 11.00 WIT.

Pesawat kargo tersebut bertolak dari Bandara Mozes Kilangin Timika pukul 10.39 WIT dan harusnya sudah mendarat di Bandara Ilaga, Puncak, pukul 11.29 WIT. 

Pesawat carter yang dipiloti Dasep, Co Pilot Yudra dan mekanik Ujang itu mengangkut 1.700 Kg beras milik Perum Bulog, Kantor Seksi Logistik Timika. 

Seorang anggota Brimob bernama Bharada Hadi Utomo yang bertugas di Ilaga ikut dalam penerbangan pesawat tersebut. 

Reporter: Sevianto
Editor: Aditra

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *