LPMAK Hentikan Pemberian Beasiswa Kepada Pelajar yang Pulang ke Timika

LPMAK Hentikan Pemberian Beasiswa Kepada  Pelajar yang Pulang ke Timika
Abraham Timang. (Foto: Muji/SP)

TIMIKA | Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) telah menghentikan pemberian beasiswa pendidikan kepada 157 pelajar  SMP dan SMA yang bersekolah di luar Mimika. 

Sekretaris Eksekutif LPMAK, Abraham Timang mengatakan, sejak adanya infromasi kepulangan pelajar ke Mimika, pihaknya langsung melakukan pendataan.

Dikatakan dari 1.313 pelajar yang diberikan beasiswa pendidikan oleh LPMAK,  157 pelajar telah kembali ke Mimika.

“Dengan kepulangan mereka (pelajar) ini, maka secara otomatis kami menghentikan pemberian beasiswa. Ini sudah sesuai aturan dalam program beasiswa yang diberikan LPMAK,” kata Abraham Timang di Sentra Pemerintahan, Jumat (20/9).

Kata dia, kepulangan pelajar ini bukan kehendak LPMAK, tetapi atas kemauan mereka sendiri. Ini diperkuat dengan surat peryataan yang dibuat oleh masing-masing pelajar dan ditandatangani di atas materai 6000.

“Dari keinginan pulang , maka LPMAK membiayai transportasi kepulangannya dan menyerahkan kepada orang tua. Apabila ingin melanjutkan sekolah atau kuliah, maka orang tua yang bertanggungjawab,” katanya.

Ia menjelaskan,  program pemberian beasiswa pendidikan ini tidak langsung diberikan kepada penerima, tetapi melalui seleksi yang dilakukan oleh lembaga kemitraan sesuai standar. 

“Setelah dinyatakan lolos, maka mereka menandatangani surat kontrak dan dijelaskan aturan-aturan yang ada dalam pedoman pemberian beasiswa,” ujarnya.

Ia menerangkan, hal-hal yang bisa membuat program beasiswa ini bisa dihentikan kepada penerima, yakni meninggal, mengundurkan diri, mabuk dan ada masalah-masalah lainnya. 

157 orang ini masuk dalam kategori mengundurkan diri dan pulang atau kembali ke Mimika. Sehingga secara otomatis, pemberian beasiswa ini dihentikan.

“Mereka yang pulang ke Mimika sudah tidak ada kesempatan untuk kembali. Kecuali kembalinya ke Mimika ini karena sakit yang tidak bisa ditangani di kota studi tersebut. Contohnya sakit malaria. Kalau malaria obatnya di kota lain tidak ada, dan adanya di Papua. Sehingga harus pulang ke Mimika untuk berobat. “Kalau pulangnya karena sakit, maka tidak jadi masalah. Tapi ini mereka mengundurkan diri,” jelas Abraham.

Sementara berkaitan dengan intimidasi kata Abraham,  hal tersebut tidak  bisa dijelaskan oleh pelajar yang pulang ke Mimika. 

“Ini kan tidak jelas. Mereka hanya bicara merasa tidak nyaman dan aman, sehingga minta pulang. Tapi tidak dijelaskan, tidak nyaman dan amannya karena apa?,” tuturnya.

Selanjutnya pihaknya bersama tim yang terdiri dari Pemda Mimika dan TNI-Polri akan berangkat ke kota yang menjadi tempat pelajar Mimika bersekolah untuk menyelidi masalah yang sebenarnya. 

“Tim ini akan turun dan komunikasi dengan berbagai pihak untuk memberikan jaminan rasa aman dan nyaman di kota studi,” tuturnya.

Reporter : Mujiono
Editor: Misba  Latuapo

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *