Tim SAR Fokus Evakuasi Korban dan Kotak Hitam Twin Otter PK-CDC

Tim SAR Fokus Evakuasi Korban dan Kotak Hitam Twin Otter PK-CDC
PUING PESAWAT | Puing bagian pesawat PK-CDC milik PT Carpediem Aviasi Mandiri yang ditemukan di pegunungan Distrik Hoeya. (Foto: Istimewa)

TIMIKA | Bagian pesawat Twin Otter DHC 6-400 dengan nomor registrasi PK-CDC belum dapat dievakuasi akibat cuaca ekstrim dan medan yang sangat berat. 

Pada Selasa (24/9) pagi, Tim SAR dengan helikopter mencoba mendekati lokasi jatuh pesawat milik PT. Carpediem Aviasi Mandiri itu namun lagi-lagi terhalang kabut tebal.

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Budi Purnomo mengatakan, puing pesawat berada di ketinggian 13.543 feet atau 3.900 mdpl, di dekat Kampung Mamontoga, Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika. 

Berdasarkan rekaman penerbangan dan pantauan dari udara, kata Brigjen Budi, pesawat buatan Canada itu diduga membentur tebing terjal atau dinding tegak lurus dengan kemiringan 80-90 derajat. 

"Kita belum menemukan tempat yang aman untuk helikopter bisa mendarat karena begitu terjalnya medan tersebut," kata Brigjen Budi Purnomo. 

Di samping itu, Tim SAR terhambat cuaca ekstrim yang begitu cepat berubah di lokasi jatuhnya pesawat. Awan tebal ditambah kecepatan angin hingga 30 knot membuat tim SAR kesulitan melakukan pendaratan. 

"Kondisi cuaca ini yang menghambat, membuat proses evakuasi bisa berlangsung lama. Hanya sekitar 30 menit awan terbuka kemudian tertutup lagi," katanya.

Operasi SAR akan kembali dilanjutkan pada Rabu (25/9) besok dengan sasaran utama melakukan evakuasi korban dan rekaman data penerbangan (flight data recorder/FDR) dan rekaman suara kokpit (cockpit voice recorder/CVR).  

Menurut Budi, operasi seharusnya telah berakhir pada hari ketujuh, Selasa, namun karena adanya titik terang dicapai sehingga operasi dilanjutkan tiga hari lagi ke depan. 

"Paling penting evakuasi terhadap korban yang mungkin tinggal body parts (bagian tubuh). Kita juga bersama-sama KNKT, berusaha menemukan kotak rekaman tersebut untuk penyelidikan penyebab insiden," katanya. 

Tim SAR mengerahkan pesawat intai maritim CN-235 TNI AU untuk memantau kondisi cuaca di lokasi pendaratan tim SAR melakukan evakuasi korban dan puing-puing pesawat. 

Sementara evakuasi dari lokasi insiden menggunakan helikopter L SA 315 PK-IWB milik PT. Intan Angkasa dan dua unit helikopter Bell milik Polri mengangkut personel Brimob ke Posko Mamontoga, titik terdekat dari lokasi penemuan. 

Puing pesawat DHC 6-400 ditemukan berada pada koordinat 5.05 nm, radial 63.89 derajat, berjarak 44 nm dari Timika, tepatnya di dekat kampung Mamontoga, Distrik Hoeya, Kabupaten Mimika, dengan elevasi 13.453 feet atau 3.900 mdpl. 

Adapun pesawat perintis jenis Twin Otter DHC6-400 dengan nomor registrasi PK-CDC milik PT. Carpediem Aviasi Mandiri rute Timika-Ilaga hilang kontak pada Rabu (18/9) sekitar pukul 11.00 WIT.

Pesawat carter yang dipiloti Dasep Sobirin, Co Pilot Yudra Tetuko dan mekanik Ujang Suhendra itu mengangkut 1.600 Kg beras milik Perum Bulog, dan membawa seorang anggota Brimob bernama Bharada Hadi Utomo yang bertugas di Ilaga.

Reporter: Sevianto
Editor: Aditra

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Seputar Papua. Mari bergabung di Grup Telegram “Seputarpapua.com News”, caranya klik link https://t.me/seputarpapua , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *